B
A
S
A
B
A
!
My Inscription.
to Share my Life Events

Bakar menyan biar Do'a Sampai? Yah... Jadi syirik dong?



    Zaman sekarang pola pikir manusia sudah menjadi bumerang bagi dirinya masing-masing, banyak amal baik berubah menjadi dosa karena kesalahan dari pola pikir. Hal seperti ini sering terjadi pada tradisi yang bernilai agama di Indonesia, ketidak tahuan asal-usul tradisi memaksa setiap pelaku tradisi menjawab dengan kalimat "dari dulu sudah begitu!".

    Setelah membahas Alasan Sistem Matrilineal di Minangkabau sebelumnya, kali ini saya akan mengangkat tulisan tentang salah satu tradisi yang dilakukan mungkin di sebagian besar suku di Indonesia termasuk Minangkabau yakni "Membakar Kemenyan Saat Berdo'a". Ketika ada yang bertanya "apa tujuan kemenyan ini?", seringkali pemuka adat menjawab dengan pernyataan "Agar do'a kita sampai kepada Allah.SWT". MasyaAllah, dengan jawaban demikian bukankah kita beranggapan bahwa Kemenyanlah yang membuat do'a kita didengar Allah.SWT? Tanpa disadari, hal ini telah menghantarkan kita pada dosa Syirik hanya karna Cara Berpikir, Na'udzubillah..

Karna saya orang Minangkabau yang memiliki TOR adat "Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah", dan agar tidak terkesan menyinggung suku lain, maka pertanyaan atas tulisan yang akan kita jawab ini adalah:
Kenapa ada tradisi membakar menyan di beberapa perkampungan Minangkabau saat akan berdo'a bersama keluarga besar?
1. SUNNAH
     Membakar menyan saat akan berdo'a bersama (ramai-ramai) pada malam hari memang sudah di mulai oleh pendahulu kita semenjak Indonesia masih bagian dari Nusantara. Kebiasaan ini diadobsi dari kebiasaan orang Arab yang menggunakan BUKHUUR (dupa/kemenyan) untuk mengharumkan ruangan (karena dimasa itu belum ada parfum ruangan). Malaikat dan Nabi menyukai wewangian menjadikan para buya(ulama) di Minangkabau mengadobsi kebiasaan ini.

2. Secara RASIONAL
     Dalam keadaan ramai dengan ruangan yang penuh dan sesak, orang-orang yang hadir didalam ruangan berkemungkinan akan berkeringat karena merasa gerah dan dapat menyebabkan bau badan. Karena itulah pengharum ruangan diperlukan dalam keadaan ini. Aroma dari Bukhuur (dengan getah gaharu atau semacamnya yang wangi) sangat sensitif bagi hidung, karena aroma menyebar dalam bentuk asap.

3. ILMIAH

  • Asap bergerak Naik Keatas
    Sebagai hasil pembakaran, asap memiliki temperatur yang tinggi, akibatnya jarak antar partikel relatif berjauhan sehingga massa jenis atau kerapatannya kecil dibandingkan udara sekelilingnya. Kalau ini yang terjadi maka akibatnya asap akan naik ke atas.
  • Asap Turun Kembali dan menyebar
    Perbedaan temperatur asap dengan suhu lingkungan dan keadaan angin menentukan arah gerak partikel-partikel asap. Jika temperatur/suhu rendah maka partikel-partikel asap akan mengalami pendinginan dan akan mengelami perubahan massa.
    Masa jenis atau kerapatan asap akan menyamai masa jenis dan kerapatan udara di sekitarnya, hal inilah yang membuat aroma dari asap dapat menyebar (bergerak kesegala arah) dan sampai ke hidung.

#konsep: Suhu hangat sekitar bara membuat partikel asap naik, semakin jauh dari bara maka suhu akan berubah menjadi lebih dingin.
Dengan sifat penyebaran partikel asap ini maka bukhuur menjadi pilihan tepat dan efektif untuk mengharumkan ruangan dalam kondisi yang sesak karena akan lebih cepat sampai kehidung.

KESIMPULAN:
Layaknya di pasar-pasar kota Mekah ataupun Masjidil Harom, pada dasarnya membakar BUKHUUR (menyan) bertujuan untuk PENGHARUM RUANGANBukan sebagai media pengirim do'a.

-
  •  
  •  
  •  
Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author