B
A
S
A
B
A
!
My Inscription.
to Share my Life Events

Sejarah Singkat Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah


Assalamu'alaikum Sobat sekalian, setelah sekian lama tulisan tentang Kontradiksi ABS-SBK saya posting akhirnya tiba saatnya saya menceritakan tentang "Apasih ABS-SBK itu?" atau "Gimana sih ceritanya ABS-SBK itu?". Pada tulisan kali ini, saya akan coba menjelaskan tentang ABS-SBK dan sekaligus membahas sejarah dari TOR Adat Minangkabau tersebut. 



PENGERTIAN ABS-SBK
   "Adat Basandi Syarak" artinya adalah sistem adat atau tradisi orang Minangkabau mengacu/berlandaskan pada kententuan-ketentuan/aturan-aturan/hukum yang disepakati bersama sesuai Syarak (hukum Islam). Sedangkan "Syarak Basandi Kitabullah" menyatakan bahwa aturan/ketentuan/kesepakatan/hukum tersebut berlandaskan kepada Kitabullah (Al-Qur'an).

SEJARAH ABS-SBK
          Berbicara tentang sejarah ABS-SBK otomatis kita akan bercerita tentang peristiwa Marapalam karena ABS-SBK ini merupakan isi dari peristiwa tersebut. Peristiwa marapalam terjadi sebanyak 2x, peristiwa marapalam pertama terjadi pada Abad ke-17 sekitar tahun 1650 M di Daerah Sungayang. Peristiwa marapalam ini terjadi karena masuknya ajaran/paham wahabi radikal ke Ranah Minang, Pemuda mulai rajin bahampok (berjudi), dan kurangnya Sopan-santun para pemuda. Maka dari itu, Syeikh Burhanuddin Ulakan (ada pula yang menyebut nama beliau adalah Baharuddin) bersama 4 orang tuanku hulubalang yaitu 3 orang dari Luhak Nan Tigo dan 1 orang dari Luhak Rantau (Wilayah diluar Luhak Nan Tigo) merumuskan sumber-sumber hukum Minangkabau untuk mengembalikan aqidah-aqidah yang dipakai (sesuai dengan Ahlul Sunnah Waljamaah) dalam bentuk Piagam Marapalam
*Lima orang ini disebut dengan "Limo Sarangkai"
Bunyi isi piagam tersebut (lebih kurang) adalah
Syarak mandaki, adaik manurun;
Syarak lazim, adaik kawi;
Syarak babuhue mati, adaik babuhue sintak; 
Syarak balindueng, adaik bapaneh;
Syarak mangato, adaik mamakai;
Syarak batilanjang, adaik basisampieng;

Adaik basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

          Selang begitu lama Piagam Marapalam ini dipakai oleh masyarakat Minangkabau, masalah kembali muncul saat masa penjajahan yangmana masyarakat terpecah antara kaum Adat dengan kaum Ulama karena diadu-domba oleh pihak penjajah (Peristiwa perang Paderi). Maka, pada tahun 1831 M muncullah peristiwa marapalam ke-2 di Puncak Pato kawasan Lintau Buo Utara untuk menghilangkan perpecahan ini oleh Tungku Tigo Sajarang yang terdiri dari perwakilan Niniak Mamak (kaum adat), Alim Ulama (kaum religius), Cadiak Pandai (kaum terpelajar/cendikiawan) dengan mengikrarkan kembali dan sedikit menambahkan isi Piagam Marapalam dalam bentuk Sumpah. 

          Pengikraran piagam Marapalam itu mengalami penambahan berupa syarat wajib suatu Nagari yaitu "ba Balai, ba Musajik, ba Sasaran" (memiliki Balai Adat, memiliki Mesjid, Memiliki Sasaran Silat) sumpah itu disebut dengan Sumpah Satie Marapalam itulah mengapa Puncak Pato disebut dengan Bukit Marapalam. Peristiwa ini berhasil mempersatukan kaum ulama dengan kaum adat dan mengakhiri perang paderi pada tahun 1838 M serta mengusir para penjajah dari ranah Minang.

Monumen Tungku Tigo Sajarang, Puncak Pato (Bukit Marapalam), Lintau Buo Utara

Tokoh Paderi dapat dilihat di: https://min.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_ulama_Minangkabau


Singkatnya agar mudah diingat,
- Peristiwa MARAPALAM I : 
1650 M di Sungayang,
oleh Limo Serangkai,
menghasilkan Piagam Marapalam.

- Peristiwa MARAPALAM II:
1831 M di Bukit Marapalam (Puncak Pato - Lintau),
oleh Tungku Tigo Sajarang,
menghasilkan Sumpah Satie Marapalam.

     Demikian sejarah mengenai "Adat basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" yang telah menjadi TOR Adat bagi orang Minangkabau sampai saat ini. Cerita ini saya dapatkan dari beberapa orang Niniak Mamak dan Alim Ulama yang sudah sepuh di Lintau. 
*Saya orang Lintau Asli

Terimakasih telah membaca tulisan ini dan semoga bermanfaat,
sicerek ditapi banda,
kok rabah tolong tagakkan,
ambo ketek baru baraja,
kok salah tolong tunjuakkan.
Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author

Bakar menyan biar Do'a Sampai? Yah... Jadi syirik dong?



    Zaman sekarang pola pikir manusia sudah menjadi bumerang bagi dirinya masing-masing, banyak amal baik berubah menjadi dosa karena kesalahan dari pola pikir. Hal seperti ini sering terjadi pada tradisi yang bernilai agama di Indonesia, ketidak tahuan asal-usul tradisi memaksa setiap pelaku tradisi menjawab dengan kalimat "dari dulu sudah begitu!".

    Setelah membahas Alasan Sistem Matrilineal di Minangkabau sebelumnya, kali ini saya akan mengangkat tulisan tentang salah satu tradisi yang dilakukan mungkin di sebagian besar suku di Indonesia termasuk Minangkabau yakni "Membakar Kemenyan Saat Berdo'a". Ketika ada yang bertanya "apa tujuan kemenyan ini?", seringkali pemuka adat menjawab dengan pernyataan "Agar do'a kita sampai kepada Allah.SWT". MasyaAllah, dengan jawaban demikian bukankah kita beranggapan bahwa Kemenyanlah yang membuat do'a kita didengar Allah.SWT? Tanpa disadari, hal ini telah menghantarkan kita pada dosa Syirik hanya karna Cara Berpikir, Na'udzubillah..

Karna saya orang Minangkabau yang memiliki TOR adat "Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah", dan agar tidak terkesan menyinggung suku lain, maka pertanyaan atas tulisan yang akan kita jawab ini adalah:
Kenapa ada tradisi membakar menyan di beberapa perkampungan Minangkabau saat akan berdo'a bersama keluarga besar?
1. SUNNAH
     Membakar menyan saat akan berdo'a bersama (ramai-ramai) pada malam hari memang sudah di mulai oleh pendahulu kita semenjak Indonesia masih bagian dari Nusantara. Kebiasaan ini diadobsi dari kebiasaan orang Arab yang menggunakan BUKHUUR (dupa/kemenyan) untuk mengharumkan ruangan (karena dimasa itu belum ada parfum ruangan). Malaikat dan Nabi menyukai wewangian menjadikan para buya(ulama) di Minangkabau mengadobsi kebiasaan ini.

2. Secara RASIONAL
     Dalam keadaan ramai dengan ruangan yang penuh dan sesak, orang-orang yang hadir didalam ruangan berkemungkinan akan berkeringat karena merasa gerah dan dapat menyebabkan bau badan. Karena itulah pengharum ruangan diperlukan dalam keadaan ini. Aroma dari Bukhuur (dengan getah gaharu atau semacamnya yang wangi) sangat sensitif bagi hidung, karena aroma menyebar dalam bentuk asap.

3. ILMIAH

  • Asap bergerak Naik Keatas
    Sebagai hasil pembakaran, asap memiliki temperatur yang tinggi, akibatnya jarak antar partikel relatif berjauhan sehingga massa jenis atau kerapatannya kecil dibandingkan udara sekelilingnya. Kalau ini yang terjadi maka akibatnya asap akan naik ke atas.
  • Asap Turun Kembali dan menyebar
    Perbedaan temperatur asap dengan suhu lingkungan dan keadaan angin menentukan arah gerak partikel-partikel asap. Jika temperatur/suhu rendah maka partikel-partikel asap akan mengalami pendinginan dan akan mengelami perubahan massa.
    Masa jenis atau kerapatan asap akan menyamai masa jenis dan kerapatan udara di sekitarnya, hal inilah yang membuat aroma dari asap dapat menyebar (bergerak kesegala arah) dan sampai ke hidung.

#konsep: Suhu hangat sekitar bara membuat partikel asap naik, semakin jauh dari bara maka suhu akan berubah menjadi lebih dingin.
Dengan sifat penyebaran partikel asap ini maka bukhuur menjadi pilihan tepat dan efektif untuk mengharumkan ruangan dalam kondisi yang sesak karena akan lebih cepat sampai kehidung.

KESIMPULAN:
Layaknya di pasar-pasar kota Mekah ataupun Masjidil Harom, pada dasarnya membakar BUKHUUR (menyan) bertujuan untuk PENGHARUM RUANGANBukan sebagai media pengirim do'a.

-
Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author

Minangkabau kok Matrilineal? katanya basandi Kitabullah (Al-qur'an)


Seperti yang kita tahu bahwa di Minangkabau memiliki TOR Adat:
Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah
(Adat memiliki syariat yang di ambil dari Al-qur'an)
Namun, ada hal yang aneh dari salah satu tradisi/budaya minang kabau, salah satunya:
Adat (Minangkabau) : Menurut garis keturunan Ibu
Agama (Islam) : Menurut garis keturunan Ayah

Berdasarkan sistem ini Artinya ada #Kontradiktif dalam TOR Adat Minangkabau yang mengambil syariat dari Al-qur'an.
Mana yang benar? Agama atau Adat?
Mari kita bahas...
#KONTRADIKSI_MINANG_1
Baca Sampai HABIS...!!!

   Jaman sekarang para pemuda minang tak sanggup lagi menjawab pertanyaa ini. Entah pengetahuan agama yang mulai hilang atau cara berfikir orang minang yang sudah kurang bijak dan kurang cerdik. Kebanyakan dari pemuda sekarang akan menjawab "Dari dulu alah bantuak itu! (dari dulu udah kaya gitu)". Padahal setiap tradisi di Minangkabau pasti ada alasan yang masuk akal, karena orang minang terkenal dengan cara berpikirnya yang tergolong cerdik dan cendikiawan.

   Karena saya adalah pemuda asli Minangkabau, maka saya akan memberikan jawaban berdasarkan jawaban dari Alim Ulama (Buya) dan Cadiak Pandai di Lintau (Kab. Tanah Datar / Luhak Nan Tuo). Berikut jawaban Logisnya:

1. Harta Warisan dan Hak
   Harta pencaharian (ayah) setelah menikah tetap diwariskan 2:1 (anak laki² dapat 2x bagian anak perempuan) sesuai Ajaran Islam.
Pemberian nama anakpun juga masih menggunakan nama Ayah. Jika ada yang memakai nama Ibu pun wajib mendahulukan nama Ayah terlebih dahulu (seperti nama "MW" pada nama saya yangmana "M" merupakan nama ayah saya dan "W" merupakan nama ibu saya). Agar Nasab keturunan menurut islam tetap terjaga.

   Namun khusus untuk Gelar, pusaka, dan hak keluarga/suku dari Ayah (persentase bisnis di tanah keluarga ayah, dan semacamnya) diturunkan kepada kemenakan(keponakan) laki² ayah (Bako). *Karena menurunkan HAK (Pusako) menurut garis keturunan IBU*

   Sedangkan HARTA yang di berikan UNTUK ANAK PEREMPUAN (diluar warisan) merupakan harta yang bersifat harta "Wakaf Keluarga" (wakaf terbagi 2 menurut islam, yaitu Ahli dan Khairi). Karena wanita di Minangkabau sangat dijaga, maka harta ini tujuannya menghindari nasib buruk bagi keluarga anak perempuan dan suaminya kelak. Harta Wakaf Keluarga (Wakaf Ahli) DILARANG untuk diperjual-belikan. Tiap keturunan punya HAK PAKAI (Sawah, rumah, tanah, dan semacamnya).
[Dalil Terkait:]
- HR Bukhari, Kitabusy Syurut, no. 2532:
Umar menyedekahkan hasil pengelolaan tanah kepada orang2 fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan tamu.
- Hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim dari Abu Hurairah:
Abu Bakr mewakafkan sebidang tanahnya di mekkah yang diperuntukkan kepada anak keturunannya yang datang ke mekkah.
---------------------
"Karatau Modang dihulu, Babuah baguno balun
Karantau bujang dahulu, dikampuang baguno balun"
   Di Minangkabau, anak laki-laki dianjurkan merantau untuk mencari ilmu dan pengalaman yang lebih besar hingga dapat memanfaatkan harta warisan yang diberikan kepadanya kelak dengan baik sepeninggal orangtuanya. Sedangkan wanita tidak dianjurkan agar tetap terjaga. Maka dari itu, anak laki² tidak mendapatkan harta "wakaf ahli" karena mereka dituntut mampu mempergunakan ilmu dan pengalamannya untuk menafkahi isterinya nanti dan isterinyapun nantinya pastilah sudah memiliki harta Wakaf Keluarganya.

    Denga demikian, stereotipe tentang "Wanita mendapat harta warisan lebih banyak dibanding laki-laki di Minangkabau" sudah terbantahkan.

2. Penurunan (sub)Suku
Pertanyaan baru:
Lalu bagaimana dengan penurunan nama suku yang juga melalui garis keturunan perempuan? :D
    Hal ini bertujuan agar anak laki2 tetap menjaga sodara perempuannya. karena sodara laki-laki juga merupakan salah satu wali bagi anak perempuan menurut agama. Dengan aturan ini, Anak laki2 tetap terikat dengan sodara perempuannya walaupun sudah berkeluarga.

[Dalil Terkait:]
Firman Allah ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: "Hai orang2 yg beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari (siksaan) api neraka..." (penggalan - QS. At-Tahriim: 6)
- Keistimewaan saudara lelaki yang mengurus saudara perempuannya terdapat dalam hadits Nabi Muhammad Saw, 
“Barang siapa menanggung nafkah dua atau tiga anak perempuan atau dua atau tiga saudara perempuan sampai mereka wafat atau dia yang wafat, maka Aku dan dia seperti ini (mengisyaratkan dua jari telunjuk dan jari tengah)”. (HR. Ahmad).


   Sistem yang berlandaskan "Musyawarah jo Mufakaik" yang mengedepankan persetujuan wali (notabene laki²) membuat Sistem Matrilineal (dalam penurunan suku) yang tetap mengikat silaturahmi anak laki² dengan sodara perempuannya menjadi pendukung Sistem yang diajarkan dalam Agama.
_____________________
Kesimpulan: 
Masalah minang memakai MATRILINEAL tidak menyalahi
"Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah"
Agama Benar, Adatpun Tak Salah
_____________________
Sicerek Ditapi Banda Kok Rabah Tolong Tagakkan

Untuk semua remaja minangkabau, jangan sampai kita cuma jawab "Dari dulu sudah begitu" lagi yaaa...!!
#MinangkanMudoMinang

Lebih dekat bersama #UdaOjan di:



Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author

Syarat Tugas Penghancur Masadepan Generasi


"Tugas ini Wajib Dikerjakan Secara Lengkap untuk mengikuti Praktikum !"
hmm oke..
#LetsDiscuss

We have different Dream, brain, hobby, psychology, and responsibility.
and automatically, we have different times..!

Tugas yang hakikatnya bertujuan untuk membuat seseorang belajar terlebih dahulu memang sangat baik.
Sekali lagi, Sangat baik..!

Namun yg menjadi permasalahannya dan pandangan bagi saya adalah Hukuman jika tugas tidak Lengkap..!
mungkin kita pernah mendapati hal seperti ini:
"kalo tugas ini tidak dikumpulkan kamu tidak boleh masuk kelas!"
#WOW #Pikiiir

Bayangkan, 1 kesempatan untuk menggali materi hilang bagi seseorang..
apakah anda (pemberi syarat) masih berpikir anda adalah orang yang punya tujuan baik untuk orang banyak? BUKAN, ini artinya anda hanya ingin memberi ilmu kepada Mayoritas orang yang patuh kepada anda saja.

Saya yakin dan percaya, dengan seseorang hanya masuk kedalam kelas saja tanpa mengikuti apapun seperti latihan atau semacam kegiatan didalamnya, orang tersebut pasti akan mendapatkan sedikit ilmu. Ya,sedikit.

Namun walau sedikit, hal ini bisa menjadi suatu pancingan untuk ilmu yang lebih besar. Contoh, anda mendengar tentang 'sebuah kata' atau 'kalimat' yang anda sukai saat di kelas seperti "Database sangat penting untuk membuat website sekolah, perusahaan, start up, dll". → anda memiliki mimpi menjadi enterpreneur dan kata "startup" menjadi suatu keyword bagi anda, serta kalimat "membuat website" menjadi suatu cara untuk membangun mimpi itu.
Secara otomatis, anda akan mengerti bahwa anda harus menggali ilmu tentang database untuk membangun startup (bisnis) anda.

dan pastinya anda akan mencari ilmu "database" seiring dengan mimpi anda..!!

itu hanyalah contoh yang Universal..!

Karna saya seorang mahasiswa, saya akan membahas hal ini secara khusus:
#AturanKampus:
- Absen kurang 75% tidak boleh mengikuti UAS
#AturanDosen:
- Kalkulasi Nilai = 10% Tugas, 10% Praktikum, 15% Kuis, 30% UTS, 30% UAS
- Absen kurang 70% (termasuk Praktikum)  otomatis E
#AturanDariASPRAK:
- Tidak mengerjakan Tugas 'secara lengkap', praktikan Dilarang mengikuti Praktikum !
Lihat #AturanASPRAK...
Ketentuan seperti ini sangat merugikan secara penuh bagi kita para mahasiswa, betul?.
Apa saja kerugiannya? Jika seseorang tidak sempat memiliki waktu untuk mengerjakan tugas secara lengkap maka:
- Mahasiswa tersebut tidak akan mengumpulkan tugasnya.
- Otomatis mahasiswa tersebut kehilangan kesempatan mendapatkan sedikit ilmu (seperti contoh sebelumnya).
- dan tentunya hal tersebut merusak JUMLAH ABSENSInya
- Kemungkinan menyebabkan Absensi dibawah 75% bahkan <70%
- jika Jumlah absen seperti itu terjadi, kemungkinan mahasiswa tidak mengikuti UAS
- bahkan kemungkinan Mahasiswa sudah Mendapatkan Nilai E dan harus mengulang tahun selanjutnya.

#LIHAT semua kerugian tersebut..!
Hanya karna kalimat "Secara lengkap" atau "Wajib dikerjakan 'semua' dengan lengkap"  yang menjadi syarat untuk kesempatan menimba ilmu Akibatnya sangat buruk untuk Masa depan mahasiswa tersebut..!!
PRAKTIKUM BUKAN RECRUITMENT yang bertujuan menyaring kesempatan seseorang bung..!

Pertanyaannya: How to fix it?
Jawabannya sederhana..!!
- Berikan Tugas namun jangan libatkan Kesempatan mengikuti Kelas/materi. (potong aja nilainya)
.. atau ...
- Berikan tugas wajib untuk mengikuti kelas jika memang estimasi waktu pengerjaannya tidak memakan banyak waktu bahkan untuk orang tidak mengerti sedikitpun.

#StopMakingPeopleBecomeLikeRobots

-------------------------------
#BERHENTI merenggut HAK orang lain !

INDONESIA punya ±4300 undang-undang, dan
"INDONESIA menjadi NEGARA yang SULIT untuk MAJU
karena terlalu BANYAK ATURAN yang menghalangi kesempatan..!"
#KataRidhwanKamil
Kesimpulan:
Cobalah berfikir sebagai orang yang akan mengeksekusi sebelum anda membuat aturan..! dan utamakan Manfaat dari tujuan anda. Jangan sampai memperburuk kondisi orang lain atau merenggut Kesempatan

daaann... Ingatlah bahwa manusia bukan robot..!
sekian keresahan umat minoritas kali ini.. #jiahh | Thank's udah baca sampe abis sob..!!
Lebih dekat bersama #UdaOjan di:



Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author

Jati diri Mie Instan


Mungkin sobat merasa aneh ketika melihat judul tulisan ini, mungkin sobat bertanya "Kok tiba-tiba balik ke #GOBLOG lagi? konten #UdaOjan sama #GOBLOG masih sama ya Uda?", hahaha.
Walaupun judulnya terdengar aneh, tapi tulisan ini tetep bertujuan ngasih saran hidup dan tentang pola pokir kok sob. yang jelas ini BUKAN TULISAN CURHAT ANAK KOST-AN sob.
Di bagian akhir akan ada kesimpulan dan pelajarannya
Kali ini saya akan bercerita tentang kisah masa kecil saya yang entah kenapa ketika sudah dewasapun saya masih mengingat kejadian tersebut. Waktu itu kira-kira umur saya sekitar 4 atau 5 tahun.
Mie instan saya pilih sebagai judul karena cerita ini memang tentang mie instan, hahahha. Semoga kamu terhibur dan mendapatkan pelajaran berharga dari cerita ini. #BacaSampeAbis

**
  Suatu hari ketika tengah asik bermain di sekitar rumah, tiba-tiba saya ingin sekali memakan mie instan. Ya, di zaman itu mie instan terkesan seperti cemilan bagi saya dengan penyajiannya yang tanpa di masak ataupun diseduh, cukup dengan mencampurkan semua bumbunya kedalam bungkus mie yang sudah di remas. Tak sehat memang, tapi yaa sudahlah mungkin saat itu saya berfikir masih akan berumur panjang, hahhaha.

  Tanpa berpikir panjang, Sayapun mencoba meminta uang kepada ibu saya untuk membelinya dan diiringi dengan kalimat "sekali iniiii aja". Entah kenapa beliau yang biasanya melarang saya mengkonsumsi mie instan, saat itu dengan mudah memberikan uangnya tanpa basa-basi ataupun omelan yang selalu berfrekuensi tinggi bagi telinga saya. Lalu, sayapun pergi ke warung untuk membeli mie instan tersebut dan langsung pulang dengan maksud memakannya di rumah.

  Namun ketika perjalanan pulang, tanpa sengaja tangan saya terbentur tiang jemuran dan mie instan yang saya pegang tejatuh ke kolam (empang) di sebelah tiang tersebut. Sayapun berjuang untuk menambil mie tersebut dengan usaha yang keras dan berbagai cara seperti melemparkan batu ke air agar mie tersebut menepi atau mematahkan ranting pohon untuk meraihnya hingga berkali-kali saya hampir terjatuh kedalam kolam tersebut.

  Setelah lebih dari setengah jam saya berusaha, akhirnya saya berhasil mendapatkan mie instan tersebut kembali. Namun ketika tangan saya memegang mie instan tersebut saya merasa sedih, kecewa, bersalah, dan akhirnya menangis karna kondisi mie instan tersebut sudah basah hingga isinya terasa lembek (lunak). Sayapun berjalan pulang sambil tetap membawa mie tersebut.

  Walaupun tangisan saya telah reda, namun rasa sedih saya masih tak kunjung berhenti hingga sampai di rumah. Ketika sampai di rumah, saya masuk dengan menekurkan kepala dan berjalan terus menuju kamar agar tak satupun orang yang berbicara dengan saya karna saya merasa malu dan bersalah kepada ibu saya. Tapi setelah tangisan saya benar-benar habis, saya menceritakannya dan memperlihatkan mie instan tersebut kepada ibu saya. Beliau senyum dan memberikan uang lagi untuk membeli mie instan yang baru.

  Disinilah poinnya teman-teman, kenapa saya sampai sedih seperti itu? jawabannya adalah "tanggung jawab atas kepercayaan" dan "malu ketika kita tak bisa menjaga kepercayaan tersebut", minimal kita harus "memperjuangkan tanggung jawab (tugas) kita" dan jujur agar Kepercayaan orang lain tidak hilang terhadap kita.

Pada awal cerita, saya mengatakan JANJI yang harus saya pertanggungjawabkan dengan kalimat "Sekali iniii aja!". Dan ibu saya memberikan uang tanpa basa-basi seolah KEPERCAYAAN tanpa syarat.

Anggaplah mie Instan adalah Tanggung jawab. Ketika mie instan terjatuh, sama halnya dengan kecerobohan (tidak disengaja) yang anda lakukan ketika menjalankan tugas atau kepercayaan. 

Lihat perjuangan saya saat mengambil mie instan di dalam kolam, hingga saya berkali-kali hampir terjatuh. Perjuangkanlah tanggung jawab (tugas) kita walaupun cara-cara tersebut akan merugikan diri kita sendiri.

Ketika saya mendapatkan mie instan tersebut dalam keadaan buruk, saya tetap membawanya pulang dan memperlihatkan kepada ibu saya.
Walaupun hasil dari usaha kita dalam memperbaiki kecerobohan tidak maksimal, tapi yang jelas kita harus tetap mengakui dengan jujur akan hal tersebut.

ketika ibu saya tersenyum dan memberikan uang lagi untuk membeli mie instan yang baru. Inilah yang akan anda dapatkan apabila hal diatas anda lakukan. Cepat atau lambat, jeripayah anda akan diketahui dan kepercayaan orang lain tidak akan hilang terhadap anda.


Oke, itulah tadi kisah masa kecil saya dengan mie instan, cerita ini adalah FAKTA kehidupan saya. Saya memang diajarkan agar tidak selalu mengadu, jujur, dan ketika saya salah saya di hukum dengan hal setimpal oleh kedua orang tua saya. Mungkin itu yang membuat "akhil baligh" saya terkesan cepat, hahhaha. Jadi, jangan heran kalo saya yg masih kecil sudah bertindak seperti itu. Jika tulisan ini sobat aplikasikan dalam kehidupan, dan ketika sobat hendak berorganisasi, sobat pastilah tidak akan menjadi organisatoris sampah.


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda dan saya. Amiin
Satu pesan untuk kita semua (termasuk saya):
"JAGALAH MIE INSTAN MU TEMAN"

Buat sobat yg pengen request #CeritaOjan bisa langsung twit aja: 


atau tanya di ask.fm, mungkin aja pertanyaan sobat saya jawab pake artikel/cerita.
silahkan klik icon ini:


dan jangan lupa, buat jadi sahabat blogger ojan, Klik:
Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author

Organisator SAMPAH


Ketika melihat judul sobat pasti merasa tulisan ini akan sangat kasar, tapi yang terpenting adalah pelajarannya. #BacaSampeAbis "Pelajarannya akan sobat dapatkan di dalam cerita"

  Saat umur saya yang sekarang sudah dikatakan dewasa (21 tahun), saya menyadari suatu hal yang mengganggu pemikiran saya. Hal tersebut berkenaan dengan Jiwa Organisasi yang saya lihat pada kebanyakan orang dimasa ini terlihat sangat rusak dan jauh sekali dari apa yang telah saya pelajari sejak tahun 2007 dimana saat itu adalah pertamakalinya saya mulai aktif berorganisasi. Begitu mirisnya jiwa mereka para organisator pada masa ini dimata saya sekarang.

  Bagaimana tidak, pada masa sekarang banyak orang yang berlomba-lomba mengejar tahta atau jabatan "sakti" namun apa yang mereka cari? Mayoritas dari apa yang saya lihat pada masa ini hanyalah "Popularitas" pribadi atau "keuntungan" lainnya bagi diri mereka pribadi. Bahkan tak jarang menghalalkan segala cara untuk merenggut suara atas kemenangannya. Namun, ketika mereka sudah berada di puncak, sering sekali saya melihat tidak ada "Jiwa Organisator" ataupun "Kepemimpinan" dalam dirinya berdasarkan apa yang mereka lakukan dengan jabatannya.

  Beberapa bulan yang lalu tepatnya saat pemilihan umum di kampus saya akan dimulai, saya yang saat itu menjabat sebagai ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Himpunan (Ligislatif) mendapat banyak pendekatan dari para "bakal calon" yang saya yakin mereka hanya ingin melobby saya agar meloloskan validasi pencalonan mereka dengan merubah kriteria pencalonan atau semacamnya, hahahah. Namun Saya tidak langsung menolak mereka karna saya tertarik akan keinginan mereka yang mengatakan "Ingin Merubah".

  Lalu sayapun menanyakan beberapa pertanyaan, "Kenapa kamu tertarik jadi ketua?", kebanyakan dari mereka menjawab "Ingin memberi perubahan yang lebih baik". Lalu, saya kembali bertanya "Dengan cara apa?", mayoritas jawaban yang saya dapatkan adalah "yang pasti memperbaiki kesalahan sebelumnya dan memberikan sistem yang baru", jujur saja saya suka jawaban ini namun saya masih belum merasa yakin.

  Sayapun berlanjut dengan pertanyaan selanjutnya, "Kalau hanya untuk seperti itu, tanpa jadi ketuapun kamu tetap bisa melakukan hal itu kan?", tepat dugaan saya bahwa raut mukanya akan berubah layaknya orang ingin marah, namun karna bermaksud melobby saya maka mereka selalu berusaha "terlihat bijaksana". Ya, kebanyakan dari mereka menjawab hal itu dengan "kalo saya ga jadi ketua, saya merasa terhalang". Dalam hati saya menyatakan bahwa saya menolak, namun saya ingin bertanya 1 hal terakhir "menurut kamu, bagaimana jika anggotamu terkesan mengambil alih pemerintahan kamu?" dan benar saja, mereka reata-rata menjawab "ga mungkin saya biarkan, itu kan namanya ga sopan, saya yg menerima mereka, lalu mereka yang menguasai saya?". Dengan ini, sudah pasti saya tidak melihat kelayakan pada mereka.

  Pertanyaan terakhir memang sengaja saya buat terkesan kasar, karna saya ingin melihat JIWA dan seberapa kritis dia mencerna pertanyaan. Padahal maksud sesungguhnya adalah "Apakah anda sebagai pemimpin bisa memberdayakan anggota anda? dan apakah anda akan membatasi Hak Bicara mereka?".

  Selain berlomba-lomba mengincar jabatan "sakti", kebanyakan dari mereka yang memiliki status organisasi terkesan hanya ingin memamerkan "Riwayat Organisasi"nya. Maka, sayapun sempat menulis di facebook yang sebenarnya menyinggung teman-teman organisatoris, namun sengaja saya samarkan dengan himbauan kepada junior saya di SMA. Saat itu saya menulis:
Link: https://www.facebook.com/ojan.mw/posts/1330952000264538
Ikut Banyak Organisasi + Jabatan "Sakti" tapi Tanpa TRACK RECORD adalah SAMPAH..!!
Jadi, ayo buat kita semuanya yg suka berorganisasi, mari berlomba2 menciptakan perubahan positif.. karna blablabla.. klik aja linknya
Intinya, disini saya hanya ingin mengajak sobat sekalian yang gemar berorganisasi untuk tetap bijak dan mempergunakan jabatannya demi suatu perubahan yang benar-benar positif secara nyata tentunya bukan hanya untuk eksistensi dan riwayat semata. 

Jika sobat telah melakukan perubahan namun tak kunjung diakui dan hal itu membuat sobat merasa kecewa, saya katakan "Jangan Dipikirkan" karena cepat atau lambat Action untuk menciptakan perubahan yang sobat lakukan akan dikenang. Mungkin sobat tak merasakan bahwa sebenarnya sobat sudah tercantum dalam sejarah organisasi karna action tersebut ternyata hal tersebut menjadi buah bibir di generasi setelah masa jabatan sobat.

Sekian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua (termasuk saya pribadi) para ORGANISATOR. Apabila ada kalimat yang buruk, saya pribadi mohon maaf. Jika sobat ingin saya menulis pengalaman (pribadi saya) tentang sesuatu yang juga mengganjal dalam kehidupan sobat sekalian, silahkan langsung tanyakan atau request ke media sosial saya.

atau klik icon ini:


Buat sobat yg pengen request #CeritaOjan bisa langsung twit aja:

dan jangan lupa, buat jadi sahabat blogger ojan, Klik:
Fauzan Putra MW Fauzan Putra MW Author